40

Biografi KH. Yahya Cholil Staquf

Kedekatan Gus Yahya dengan Gus Dur tak lepas dari

peran pamannya, yaitu Gus Mus yang dikenal memiliki

hubungan yang sangat dekat dan pernah bersama-sama

menempuh studi di Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir.

Momentum perkenalannya secara dekat dengan Gus Dur

terjadi di Jakarta ketika Gus Dur, pamannya dan beberapa

kolega lainnya: Nurcholish Majid, Jalaluddin Rahmat,

Utomo Dananjaya, Alwi Shihab, dan lain-lain mendirikan

Yayasan Empati yang merupakan singkatan dari Empang

Tiga. Dinamai Empang Tiga karena lokasinya di Empang

Tiga, Kalibata. Saat itu, Gus Dur, Gus Mus, dan dirinya

sama-sama menginap di Hotel Sofyan, Tebet, Jakarta

Selatan sementara pertemuannya di rumah Alwi Shihab.

Suatu ketika, Gus Dur, Gus Mus, dan Gus Yahya terlibat

dalam obrolan serius dalam salah satu kamar di Hotel

Sofyan, tempat di mana mereka menginap saat itu. Mereka

mendiskusikan banyak hal, mulai dari perkembangan

pemikiran Islam sampai pada persoalan kebijakan-

kebijakan ekonomi Orde Baru di bawah Presiden Soeharto.

Setelah membicarakan topik-topik yang berat, tibalah

momen penting yang menjadi titik awal keakrabannya

dengan Gus Dur terbangun. Di tengah-tengah diskusi Gus

Mus tiba-tiba ingin ke kamar kecil. Biasanya sebelum ke

kamar kecil, Gus Mus selalu melepas cincin akiknya. “Sini

tak kasih ilmu baru,” ucap Gus Yahya menirukan ucapan

Gus Dur. Kemudian Gus Dur mengambil cincin akik Gus

Mus yang tergeletak. “Ilmu barunya begini,” kata Gus Dur

sambil meletakkan batu akik diujung jari Gus Yahya. Lalu

di-dikilani dan jika pas pada pergelangan tangan, berarti

cincin tersebut adalah “berjodoh” dengan dirinya. Padahal,

pikir Gus Yahya, sebelumnya mereka mendiskusikan

topik-topik yang berat untuk dicerna. Ia pun kemudian